.:: Main Menu ::.

Thursday, April 21, 2011

Kisah Nabi Muhammad S.A.W (Part 9)

Quraisy menyelesaikan bangunan Ka'abah sampai setinggi delapan belas hasta (± 11 meter), dan ditinggikan dari tanah sedemikian rupa, sehingga mereka dapat menyuruh atau melarang orang masuk. Di dalam itu mereka membuat enam batang tiang dalam dua deretan dan di sudut barat sebelah dalam dipasang sebuah tangga naik sampai ke teras di atas lalu meletakkan Hubal di dalam Ka'abah. Juga di tempat itu diletakkan barang-barang berharga lainnya, yang sebelum dibangun dan diberi beratap menjadi sasaran pencurian.



Mengenai umur Muhammad waktu membina Ka'abah dan memberikan keputusannya tentang batu itu, masih terdapat perbedaan pendapat. Ada yang mengatakan berumur dua puluh lima tahun. Ibn Ishaq berpendapat umurnya tiga puluh lima tahun. Kedua pendapat itu baik yang pertama atau yang kemudian, sama saja. Tapi yang jelas cepatnya Quraisy menerima ketentuan orang yang pertama memasuki pintu Shafa, disusul dengan tindakannya mengambil batu dan diletakkan di atas kain lalu mengambilnya dari kain dan diletakkan di tempatnya dalam Ka'abah, menunjukkan betapa tingginya kedudukannya di mata penduduk Mekah, betapa besarnya penghargaan mereka kepadanya sebagai orang yang berjiwa besar.

Adanya pertentangan antara kabilah, adanya persepakatan La'aqat'd-Dam ('Jilatan Darah'), dan menyerahkan putusan kepada barang siapa mula-mula memasuki pintu Shafa, menunjukkan bahawa kekuasaan di Mekah sebenarnya sudah jatuh.

Kekuasaan yang dulu ada pada Qushayy, Hasyim dan Abd'l-Muttalib sekarang sudah tidak ada lagi. Adanya pertentangan kekuasaan antara keluarga Hasyim dan keluarga Umayya sesudah matinya Abd'l-Muttalib besar sekali pengaruhnya.

Dengan jatuhnya kekuasaan demikian itu sudah wajar sekali akan membawa akibat buruk terhadap Mekah, kalau saja tidak kerana adanya rasa kudus dalam hati semua orang Arab terhadap Rumah Purba itu. Dan jatuhnya kekuasaan itupun membawa akibat secara wajar pula, yakni menambah adanya kemerdekaan berfikir dan kebebasan menyatakan pendapat, dan menimbulkan keberanian pihak Yahudi dan kaum Nasrani mencela orang-orang Arab yang masih menyembah berhala itu - suatu hal yang tidak akan berani mereka lakukan sewaktu masih ada kekuasaan. Hal ini berakhir dengan hilangnya pemujaan berhala-berhala itu dalam hati penduduk Mekah dan orang-orang Quraisy sendiri, meskipun pemuka-pemuka dan pemimpin-pemimpin Mekah masih memperlihatkan adanya pemujaan dan penyembahan demikian itu. Sikap mereka ini sebenamya berasalan sekali; sebab mereka melihat, bahawa agama yang berlaku itu adalah salah satu alat yang akan menjaga ketertiban serta menghindarkan adanya kekacauan berfikir. Dengan adanya penyembahan-penyembahan berhala dalam Ka'abah, ini merupakan jaminan bagi Mekah sebagai pusat keagamaan dan perdagangan. Dan memang demikianlah sebenarnya, di balik kedudukan ini Mekah dapat juga menikmati kemakmuran dan hubungan dagangnya. Akan tetapi itu tidak akan mengubah hilangnya pemujaan berhala-berhala dalam hati penduduk Mekah.

Ada beberapa keterangan yang menyebutkan, bahawa pada suatu hari masyarakat Quraisy sedang berkumpul di Nakhla merayakan berhala 'Uzza; empat orang di antara mereka diam-diam meninggalkan upacara itu. Mereka itu ialah: Zaid b. 'Amr, Usman bin'l-Huwairith, 'Ubaidullah b. Jahsy dan Waraqa b. Naufal.

Mereka satu sama lain berkata: "Ketahuilah bahawa masyarakatmu ini tidak punya tujuan; mereka dalam kesesatan. Apa ertinya kita mengelilingi batu itu: mendengar tidak, melihat tidak, merugikan tidak, menguntungkan pun juga tidak. Hanya darah korban yang mengalir di atas batu itu. Saudara-saudara, marilah kita mencari agama lain, bukan ini."

Dari antara mereka itu kemudian Waraqa menganut agama Nasrani. Konon katanya dia yang menyalin Kitab Injil ke dalam bahasa Arab. 'Ubaidullah b. Jahsy masih tetap kabur pendiriannya. Kemudian masuk Islam dan ikut hijrah ke Abisinia. Di sana ia pindah menganut agama Nasrani sampai matinya. Tetapi isterinya - Umm Habiba bint Abi Sufyan - tetap dalam Islam, sampai kemudian ia menjadi salah seorang isteri Nabi dan Umm'l-Mu'minin.

Bersambung...

0 comments:

Post a Comment

.:: Post Rating ::.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...